Penelitian yang dilakukan Tim Studi BKP ini dilakukan terkait kebencanaan, namun bukan tidak mungkin bakal menemukan sesuatu yang tidak dibayangkan sebelumnya. “ini akan menjadi kerja keras kita bersama,” sambungnya.Dia menambahkan, secara geolistrik ada kemiripan antara Sadahurip dengan Gunung Padang di Cianjur. Nah, di Gunung Padang itu ditemukan bangunan purba yang sulit dibantah bahwa bangunan itu bukanlah piramida. Apalagi pasir piramida di Gunung Padang mirip dengan piramida yang ditemukan di Mesir.”Pengeboran dilakukan untuk mencocokan data geolistrik, untuk memastikan yang di dalam tanah itu apa. Tidak perlu banyak-banyak ngebornya, di 4 titik saja,” sambung Andi.Jika nantinya memang benar ada bangunan purbakala di Sadahurip, maka kalaupun ada penggalian bukan lagi tugas tim tersebut. Andi memastikan pengeboran tidak akan merusak gunung tersebut.”Dipakai metode scientific, bukan cangkul. Tidak boleh merusak,” sambungnya.Presiden SBY pun telah merestui penelitian itu dilanjutkan. Meskipun memang Tim Studi BKP bekerja dengan uang sendiri. “Kata Pak SBY, salah atau benar nanti belakangan,” lanjutnya.Namun menurut Andi, penelitian ini bukan sesuatu yang mahal jika dibandingkan dengan perkembangan pengetahuan. Dia juga memastikan tidak akan menyerahkan penelitian dan pengembangan ini ke pihak asing. Jika ada negara lain yang ingin terlibat maka sifatnya adalah joint research.“Mungkin untuk pengeboran itu sekitar Rp 100-200 juta,” ucap Andi.
(nvt/ndr)
Andi Arief: Peneliti Katastropik Purba Tidak Mencari Piramida Garut
Belakangan mencuat kehebohan terkait keberadaan ‘harta karun’ berbentuk piramida ribuan tahun di dalam Gunung Sadahurip, Garut, Jawa Barat. Bahkan kabar beredar, ada tim yang sengaja dibentuk untuk mencari piramida itu.Staf Khusus Kepresidenan bidang Bencana Alam, Andi Arief, menegaskan Tim Bencana Katastropik Purba yang dibentuk tahun 2011 bukan untuk mencari piramida. Namun tim ini mencari data bencana di masa lalu.
“Ada simpang siur di luar, kita tidak cari piramida, tapi cari data kegempaan,” ujar Andi dalam diskusi bertajuk ‘Menguak tabir peradaban dan bencana katastropik purba di nusantara untuk memperkuat karakter dan ketahanan nasional’ di Gedung Krida Bakti, Jl Veteran, Jakarta, Selasa (7/2/2012).
Jika dalam penelitian itu ada fakta tertentu yang ditemukan, maka akan diteruskan ke instansi terkait.
“Jadi cari bencana di masa lalu, nanti apakah berhubungan dengan temuan itu, serahkan ke ahli,” ucap Andi.
Tim ini dibentuk pada 2011 lalu berdasar minat dan hobi para peneliti kebencanaan. Yang diteliti tim ini adalah terkait unsur peradaban dan bencana.
Penelitian yang dilakukan Tim BKP bukan pada sumber bencana langsung, tapi pada peninggalan purba. Selain itu tim juga akan mencari pusat peradaban di masa kerajaan seperti Majapahit, Sriwijaya, Sunda dan Galuh yang belum ketahuan.
Rating: 4
No comments:
Post a Comment
No Verification code, link aktif dan spam akan saya hapus.