Pages - Menu

Wednesday, August 26, 2015

Chapter1 - 001 - Dia

Previous: IntroChapter - Awan Pagi yang Hilang 

Chapter1 - 001 - Dia


Chapter1 - 001 - Dia 

Awan pagi mengingatkanku 5 tahun yang lalu.
Pagi itu aku berangkat ke sekolah yang jaraknya lumayan jauh dari rumah. Karena jarak yang jauh aku selalu berangkat pagi sekali.
Aku berjalan menuju persimpangan jalan, udara yang masih dingin membuatku ingin segera sampai di sekolah. Seperti biasa aku berangkat sekolah dengan saudaraku naik Angkot. Ya, Angkot, begitulah sebutan untuk alat transfortasi antar kota berbentuk sebuah mobil carry yang telah di modifikasi.
Pagi ini angkot masih kosong hanya ada supir dan satu penumpang. Aku dan sodaraku naik angkot dan pergi kesekolah.
Tiba di lingkungan sekolah masih sepi seperti biasa hanya ada office boy dan orang orang kantin yang sedang siap siap untuk menjajakan jajanannya diwaktu sarapan pagi dan istirahat siang.
Ruang kelasku berada dilantai dua dekat dengan gerbang masuk sekolah, dari gerbangpun aku bisa melihat ruang kelas yang sudah tidak asing itu.
Di depan tangga ruang kelasku, aku berpisah dengan saudaraku karena dia di ruang kelas yang berbeda.
Suara langkah kaki yang berdetak seakan menemani langkahku menaiki tangga sampai di depan pintu ruang kelas. Aku masuk dan menyimpan tas di kursi kedua, dekat dengan jendela, lalu aku menyapu sebentar karena ini bagian jadwal ku untuk bersih bersih ruang kelas. Ya. Setiap orang punya jadwal masing masing yang sudah di buatkan oleh sekertaris kelas untuk membersihkan ruang kelas. Jadwal itu terpampang di dinding bagian belakang ruang kelas ini.








Next: Chapter1 - 002 - Dia 

Tuesday, August 25, 2015

Awan Pagi yang Hiang - Sebuah Cerita

Awan Pagi yang Hilang


Intro Chapter : Awan Pagi yang Hiang

Awan pagi itu indah. Iya kan? Percayalah, sesuatu yang indah tidak selamanya bertahan lama. Mereka hanya sesaat, sekejap, singkat dan sangat singkat.
Ya, awan di pagi hari memang sangat indah menghiasi langit yang tadinya gelap kini mencerahkan dirinya dan membuat takjub bagi setiap manusia yang melihatnya.
Awan pagi secara lambat laun namun pasti menghampiri siang yang entah kemana dia hilang terlelap dan kembali untuk esok hari begitu seterusnya.
Itulah awan pagi, Sebuah anugerah keindahan yang selalu dirindukan dikala pagi hari menjelang.

Awan pagi mengingatkanku kepada seseorang.








Next: Chapter1 - Dia