Pages - Menu

Thursday, November 10, 2011

Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja


a. Kesehatan Kerja
Pengertian sehat senantiasa digambarkan sebagai suatu kondisi fisik, mental dan sosial seseorang yang tidak saja bebas dari penyakit atau gangguan kesehatan melainkan juga menunjukan kemampuan untuk berinteraksi dengan lingkungan dan pekerjaannya.
Paradigma baru dalam aspek kesehatan mengupayakan agar yang sehat tetap sehat dan bukan sekedar mengobati, merawat atau menyembuhkan gangguan kesehatan atau penyakit. Oleh karenanya,


perhatian utama dibidang kesehatan lebih ditujukan ke arah pencegahan terhadap kemungkinan timbulnya penyakit serta pemeliharaan kesehatan seoptimal mungkin.
Status kesehatan seseorang, menurut blum (1981) ditentukan oleh empat faktor yakni :
1. Lingkungan, berupa lingkungan fisik (alami, buatan) kimia (organik / anorganik, logam berat, debu), biologik (virus, bakteri, microorganisme) dan sosial budaya (ekonomi, pendidikan, pekerjaan).
2. Perilaku yang meliputi sikap, kebiasaan, tingkah laku.
3. pelayanan kesehatan: promotif, perawatan, pengobatan, pencegahan kecacatan, rehabilitasi, dan
4. genetik, yang merupakan faktor bawaan setiap manusia.
“pekerjaan mungkin berdampak negatif bagi kesehatan akan tetapi sebaliknya pekerjaan dapat pula memperbaiki tingkat kesehatan dan kesejahteraan pekerja bila dikelola dengan baik. Demikian pula status kesehatan pekerja sangat mempengaruhi produktivitas kerjanya. Pekerja yang sehat memungkinkan tercapainya hasil kerja yang lebih baik bila dibandingkan dengan pekerja yang terganggu kesehatannya”.
Menurut Suma’mur (1976) Kesehatan kerja merupakan spesialisasi ilmu kesehatan/kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan agar pekerja/ masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun sosial dengan usaha preventif atau kuratif terhadap penyakit/ gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor pekerjaan dan lingkungan kerja serta terhadap penyakit umum.
Konsep kesehatan kerja dewasa ini semakin banyak berubah, bukan sekedar “kesehatan pada sektor industri” saja melainkan juga mengarah kepada upaya kesehatan untuk semua orang dalam melakukan pekerjaannya (total health of all at work).

b. Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja atau Occupational Safety, dalam istilah sehari hari sering disebut dengan safety saja, secara filosofi diartikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya serta hasil budaya dan karyanya. Dari segi keilmuan diartikan sebagai suatu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Pengertian Kecelakaan Kerja (accident) adalah suatu kejadian atau peristiwa yang tidak diinginkan yang merugikan terhadap manusia, merusak harta benda atau kerugian terhadap proses.
Pengertian Hampir Celaka, yang dalam istilah safety disebut dengan insiden (incident), ada juga yang menyebutkan dengan istilah “near-miss” atau “near-accident”, adalah suatu kejadian atau peristiwa yang tidak diinginkan dimana dengan keadaan yang sedikit berbeda akan mengakibatkan bahaya terhadap manusia, merusak harta benda atau kerugian terhadap proses

c. Faktor Risiko di Tempat Kerja
Berkaitan dengan faktor yang mempengaruhi kondisi kesehatan kerja, seperti disebutkan diatas, dalam melakukan pekerjaan perlu dipertimbangkan berbagai potensi bahaya serta resiko yang bisa terjadi akibat sistem kerja atau cara kerja, penggunaan mesin, alat dan bahan serta lingkungan disamping faktor manusianya.
Istilah hazard atau potensi bahaya menunjukan adanya sesuatu yang potensial untuk mengakibatkan cedera atau penyakit, kerusakan atau kerugian yang dapat dialami oleh tenaga kerja atau instansi. Sedang kemungkinan potensi bahaya menjadi manifest, sering disebut resiko. Baik “hazard” maupun “resiko” tidak selamanya menjadi bahaya, asalkan upaya pengendaliannya dilaksanakan dengan baik.
Ditempat kerja, kesehatan dan kinerja seseorang pekerja sangat dipengaruhi oleh:
1. Beban Kerja berupa beban fisik, mental dan sosial sehingga upaya penempatan pekerja yang sesuai dengan kemampuannya perlu diperhatikan
2. Kapasitas Kerja yang banyak tergantung pada pendidikan, keterampilan, kesegaran jasmani, ukuran tubuh, keadaan gizi dan sebagainya.
3. lingkungan Kerja sebagai beban tambahan, baik berupa faktor fisik, kimia, biologik, ergonomik, maupun aspek psikososial.

Tuesday, November 1, 2011

Banjir


Sebuah banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan merendam daratan. Pengarahan banjir Uni Eropa mengartikan banjir sebagai perendaman sementara oleh air pada daratan yang biasanya tidak terendam air. Dalam arti "air mengalir", kata ini juga dapat berarti masuknya pasang laut. Banjir diakibatkan oleh volume air di suatu badan air seperti sungai atau danau yang meluap atau menjebol bendungan sehingga air keluar dari batasan alaminya.
Ukuran danau atau badan air terus berubah-ubah sesuai perubahan curah hujan dan pencairan salju musiman, namun banjir yang terjadi tidak besar kecuali jika air mencapai daerah yang dimanfaatkan manusia seperti desa, kota, dan permukiman lain.
Banjir juga dapat terjadi di sungai, ketika alirannya melebihi kapasitas saluran air, terutama di kelokan sungai. Banjir sering mengakibatkan kerusakan rumah dan pertokoan yang dibangun di dataran banjir sungai alami. Meski kerusakan akibat banjir dapat dihindari dengan pindah menjauh dari sungai dan badan air yang lain, orang-orang menetap dan bekerja dekat air untuk mencari nafkah dan memanfaatkan biaya murah serta perjalanan dan perdagangan yang lancar dekat perairan. Manusia terus menetap di wilayah rawan banjir adalah bukti bahwa nilai menetap dekat air lebih besar daripada biaya kerusakan akibat banjir periodik.
Penyebab terjadinya banjir
Ø  sungai
  • Lama: Endapan dari hujan atau pencairan salju cepat melebihi kapasitas saluran sungai. Diakibatkan hujan deras monsun, hurikan dan depresi tropis, angin luar dan hujan panas yang mempengaruhi salju. Rintangan drainase tidak terduga seperti tanah longsor, es, atau puing-puing dapat mengakibatkan banjir perlahan di sebelah hulu rintangan.
  • Cepat: Termasuk banjir bandang akibat curah hujan konvektif (badai petir besar) atau pelepasan mendadak endapan hulu yang terbentuk di belakang bendungan, tanah longsor, atau gletser.
Ø Muara
  • Biasanya diakibatkan oleh penggabungan pasang laut yang diakibatkan angin badai. Banjir badai akibat siklon tropis atau siklon ekstratropis masuk dalam kategori ini.
Ø Pantai
  • Diakibatkan badai laut besar atau bencana lain seperti tsunami atau hurikan). Banjir badai akibat siklon tropis atau siklon ekstratropis masuk dalam kategori ini.
Ø Malapetaka
  • Diakibatkan oleh peristiwa mendadak seperti jebolnya bendungan atau bencana lain seperti gempa bumi dan letusan gunung berapi).
Ø Manusia
  • Kerusakan tak disengaja oleh pekerja terowongan atau pipa.
Ø Lumpur
  • Banjir lumpur terjadi melalui penumpukan endapan di tanah pertanian. Sedimen kemudian terpisah dari endapan dan terangkut sebagai materi tetap atau penumpukan dasar sungai. Endapan lumpur mudah diketahui ketika mulai mencapai daerah berpenghuni. Banjir lumpur adalah proses lembah bukit, dan tidak sama dengan aliran lumpur yang diakibatkan pergerakan massal.
Ø Lainnya
  • Banjir dapat terjadi ketika air meluap di permukaan kedap air (misalnya akibat hujan) dan tidak dapat terserap dengan cepat (orientasi lemah atau penguapan rendah).
  • Rangkaian badai yang bergerak ke daerah yang sama.
  • Berang-berang pembangun bendungan dapat membanjiri wilayah perkotaan dan pedesaan rendah, umumnya mengakibatkan kerusakan besar.



Proses terjadinya banjir











Dampak atau akibat banjir
Ø Dampak primer
  • Kerusakan fisik - Mampu merusak berbagai jenis struktur, termasuk jembatan, mobil, bangunan, sistem selokan bawah tanah, jalan raya, dan kanal.
Ø  Dampak sekunder
  • Persediaan air – Kontaminasi air. Air minum bersih mulai langka.
  • Penyakit - Kondisi tidak higienis. Penyebaran penyakit bawaan air.
  • Pertanian dan persediaan makanan - Kelangkaan hasil tani disebabkan oleh kegagalan panen. Namun, dataran rendah dekat sungai bergantung kepada endapan sungai akibat banjir demi menambah mineral tanah setempat.
  • Pepohonan' - Spesies yang tidak sanggup akan mati karena tidak bisa bernapas.
  • Transportasi - Jalur transportasi hancur, sulit mengirimkan bantuan darurat kepada orang-orang yang membutuhkan.
Ø Dampak tersier/jangka panjang
  • Ekonomi - Kesulitan ekonomi karena penurunan jumlah wisatawan, biaya pembangunan kembali, kelangkaan makanan yang mendorong kenaikan harga, dll.
Upaya penanggulangan banjir
Sebelum Banjir
 Kerja bakti membersihkan saluran air.
 Melaksanakan kegiatan 3M (Menguras, Menutup, dan Menimbun) benda-benda yang dapat menjadi sarang nyamuk.
 Membuang sampah pada tempatnya.
 Menyediakan bak penyimpanan air bersih.
Saat banjir
 Evakuasi keluarga ke tempat yang lebih tinggi.
 Matikan peralatan listrik/sumber listrik.
 Amankan barang-barang berharga dan dokumen penting ke tempat yang aman.
 Ikut mendirikan tenda pengungsian dan pembuatan dapur umum.
 Terlibat dalam pendistribusian bantuan.
 Mengusulkan untuk mendirikan pos kesehatan
 Menggunakan air bersih dengan efisien
Sesudah Banjir
 Membersihkan tempat tinggal dan lingkungan rumah.
 Melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
 Terlibat dalam kaporitisasi sumur gali.
 Terlibat dalam perbaikan jamban dan saluran pembuangan air limbah (SPAL).

Tsunami


Tsunami (bahasa Jepang: 津波; tsu = pelabuhan, nami = gelombang, secara harafiah berarti "ombak besar di pelabuhan") adalah perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Perubahan permukaan laut tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi yang berpusat di bawah laut, letusan gunung berapi bawah laut, longsor , bawah laut, atau atau hantaman meteor di laut. Gelombang tsunami dapat merambat ke segala arah. Tenaga yang dikandung dalam gelombang tsunami adalah tetap terhadap fungsi ketinggian dan kelajuannya. Di laut dalam, gelombang  tsunami dapat merambat dengan kecepatan 500-1000 km per jam. Setara dengan kecepatan pesawat terbang. Ketinggian gelombang di laut dalam hanya sekitar 1 meter. Dengan demikian, laju gelombang tidak terasa oleh kapal yang sedang berada di tengah laut. Ketika mendekati pantai, kecepatan gelombang tsunami menurun hingga sekitar 30 km per jam, namun ketinggiannya sudah meningkat hingga mencapai puluhan meter. Hantaman gelombang Tsunami bisa masuk hingga puluhan kilometer dari bibir pantai. Kerusakan dan korban jiwa yang terjadi karena Tsunami bisa diakibatkan karena hantaman air maupun material yang terbawa oleh aliran gelombang tsunami.
Penyebab terjadinya tsunami
Tsunami dapat terjadi jika terjadi gangguan yang menyebabkan perpindahan sejumlah besar air, seperti letusan gunung api, gempa bumi, longsor maupun meteor yang jatuh ke bumi. Namun, 90% tsunami adalah akibat gempa bumi bawah laut. Dalam rekaman sejarah beberapa tsunami diakibatkan oleh gunung meletus, misalnya ketika meletusnya gunung Krakatau.
Gerakan vertikal pada kerak bumi, dapat mengakibatkan dasar laut naik atau turun secara tiba-tiba, yang mengakibatkan gangguan keseimbangan air yang berada di atasnya. Hal ini mengakibatkan terjadinya aliran energi air laut, yang ketika sampai di pantai menjadi gelombang besar yang mengakibatkan terjadinya tsunami.
Kecepatan gelombang tsunami tergantung pada kedalaman laut di mana gelombang terjadi, dimana kecepatannya bisa mencapai ratusan kilometer per jam. Bila tsunami mencapai pantai, kecepatannya akan menjadi kurang lebih 50 km/jam dan energinya sangat merusak daerah pantai yang dilaluinya. Di tengah laut tinggi gelombang tsunami hanya beberapa cm hingga beberapa meter, namun saat mencapai pantai tinggi gelombangnya bisa mencapai puluhan meter karena terjadi penumpukan masa air. Saat mencapai pantai tsunami akan merayap masuk daratan jauh dari garis pantai dengan jangkauan mencapai beberapa ratus meter bahkan bisa beberapa kilometer.
Gerakan vertikal ini dapat terjadi pada patahan bumi atatu sesar. Gempa bumi juga banyak terjadi di daerah subduksi, dimana lempeng samudera menelusup ke bawah lempeng benua.
Demikian pula halnya dengan benda kosmis atau meteor yang jatuh dari atas. Jika ukuran meteor atau longsor ini cukup besar, dapat terjadi megatsunami yang tingginya mencapai ratusan meter.
Proses terjadinya tsunami
Proses terjadinya tsunami dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Gempa bawah laut merenggutkan massa besar air laut dalam satu hentakan kuat.
b. Gelombang balik air menerjang dengan kecepatan hingga 800 Km/jam
c. Mendekati pantai, gelombang melambat namun mendesak ke atas.
d. Gelombang menghempas ke daratan dan menghancurkan apapun di belakang pantai.











Upaya penanggulagan tsunami
Dampak negatif yang diakibatkan tsunami adalah merusak apa saja yang dilaluinya. Bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan mengakibatkan korban jiwa manusia serta menyebabkan genangan, pencemaran air asin lahan pertanian, tanah, dan air bersih.


A. Membaca Cepat Permulaan

udah mulai bab 3 niehh hehe..

A. Membaca Cepat Permulaan
 Perkembangan zaman yang diikuti oleh perkembangan teknologi
membuat semua berjalan serbacepat. Teknologi informasi pun berkembang
demikian pesat menjadi sarana penyebaran informasi bagaikan tak terikat
ruang dan waktu. Segala kejadian di mana pun dapat tersebar demikian
cepat dalam hitungan detik. Berbagai sarana baik cetak maupun elektronik
berlomba-lomba menyuguhkan aneka informasi yang bermanfaat dengan
sajian instan. Segala bentuk informasi tertulis yang tercetak pun tak kalah
pesatnya. Puluhan buku setiap harinya dicetak dan terbit. Belum lagi satu
buku habis masa promosinya sudah terbit buku-buku baru yang lainnya.
Sebagai siswa, Anda tertuntut untuk dengan cepat pula mengetahui
informasi yang berkembang. Siswa tidak lagi hanya berpedoman pada apa
yang didapat dari sekolah, namun ia secara mandiri juga dapat menggali
informasi melalui aktivitas membaca dari berbagai media yang berkembang.
Mengimbangi pesatnya arus informasi yang tersebar, daya atau kemampuan
menyerap informasi dari membaca juga harus ditingkatkan. Membaca
dengan cara lama harus diubah dengan pola baru, yaitu membaca cepat
pemahaman atau membaca efektif agar proses penyerapan ilmu atau
informasi juga dapat dilakukan dengan cepat.
Membaca cepat bukan membaca dengan cepat tanpa ada yang terserap
dari isi bacaan karena tujuan membaca adalah memahami isi bacaan yang
dibaca. Yang dimaksud membaca cepat pemahaman adalah membaca
dengan waktu yang lebih cepat dari membaca normal namun tetap dapat
memahami isi bacaan sekurang-kurangnya 60 persen. Bagaimana caranya?
Caranya adalah dengan mengubah pola membaca yang salah yang sudah
menjadi kebiasaan dengan sistem membaca yang baru. Cara lama yang
harus dihilangkan itu meliputi hal-hal berikut.
1. membaca dengan suara nyaring atau melafalkan kata per kata.
2. membaca dengan menunjukkan jari pada bacaan.
3. membaca dengan menggerakkan kepala mengikuti baris bacaan.
4. membaca dengan melihat kembali ke bacaan sebelumnya/regresi.
5. membaca dengan menggerakkan bibir.
6. membaca dengan melafazkan dalam batin atau pikiran kata-kata yang
dibaca atau subvokalisasi.
Semua cara lama tersebut menjadi penghambat membaca dalam waktu
yang cepat. Untuk melatih kecepatan membaca, Anda dapat melakukan
pengukuran waktu lamanya membaca. Sebelumnya, Anda menentukan
target lamanya membaca untuk panjangnya bacaan atau jumlah kata dalam
bacaan. Walaupun ukuran kecepatan yang ideal setiap orang bergantung
pada jenis bacaan dan tujuan membaca, tapi untuk tahap awal, Anda
dapat mengambil ukuran membaca cepat pemula, yaitu membaca dengan
kecepatan 120 – 150 kpm (kata per menit). Caranya seperti brikut.
1. Carilah bacaan ringan yang banyaknya lebih kurang 300 kata. Atau jika
bacaan panjang hitunglah setiap kata dalam bacaan hingga jumlah 300
kata (Lihat cara perhitungannya dalam penjelasan selanjutnya).
2. Sebelum membaca, catatlah dulu waktu mulai setepat-tepatnya.
3. Selesai membaca, catatlah waktunya.
4. Hitung berapa menit dan detik lamanya membaca.
5. Jika belum sampai target, ulangilah kembali dari awal pada bacaan
yang lain.
6. Setelah mencapai target waktu, cobalah menguraikan kembali hal yang
sudah dibaca dengan bahasa sendiri untuk mengukur tingkat ingatan
dan pemahaman.
Rumus mengukur kecepatan membaca dengan ukuran satuan kata per
menit (kpm).
Rumus kpm, ialah:
Jumlah kata yang dibaca
–––––––––––––––––––––– X 60 = jumlah kpm (kata per menit)
Jumlah detik untuk membaca
Jika seseorang membaca 300 kata dalam 1 menit atau 120 detik,
kecepatan membacanya:
300
––– X 60 = 150 kpm
120
Untuk menghitung jumlah kata dalam bacaan yang dibaca, hitung
jumlah kata dalam lima baris dahulu lalu bagi lima. Hasilnya merupakan
jumlah rata-rata per baris dari bacaan itu. Lalu hitung jumlah baris yang
dibaca dan kalikan dengan jumlah rata-rata tadi, hasilnya merupakan
jumlah kata yang dibaca. Misalnya:
Jumlah kata per lima baris 50 kata : 5. Jadi jumlah per baris 10 kata
Jumlah baris dalam bacaan yang dibaca 30.
Maka, jumlah kata yang dibaca adalah 30 X 10 = 300 kata
Bacalah wacana di bawah ini yang berjumlah ........
Waktu mulai: pukul ... lebih ... menit ... detik.